Setelah Pemilu banyak sekali bermunculan masalah-masalah dibelakangnya, tentang berbagai kegiatan dan organisasi yang ternayat tidak begitu lancar. Banyak anggotayang merasa kecewa denganberbagai janji yang tidak terealisasi dengan baik baik oleh para kader maupun para caleg. Semua dibebankan kepada Partai efek negatifnya, akan tetapi karena begitu banyaknya masalah ini membuat banyak pengurus merasa saling salah menyalahkan. Kurang introspeksi begitulah menurutku sebagai bagian dari mereka yang terkadang lebih mencari manfaat untuk dirinya sendiri.
Tidak dipungkiri disinilah permasalahan Srikandi Hanura DIY, berbagai program yang gagal terealisasi membuat pengurus merasa kecewa dan mundur dari kepengurusan. Banyak hal yang membuat mereka kecewa. Susah memberikan penjelasan kepada mereka sedang pengurus DPD di klaim tidak bertanggung jawab. Banyak sekali evaluasi yang harus dihadapi oleh Srikandi Hanura DIY, dan harus dilaporkan kepada DPP Srikandi Hanura pada RAPIMAS Januari 30-31 /2015 mendatang.
Pembahasan tentang program kedepan jika tidak dibarengi dengan kerja sama dan kebersamaan pastinya tidak akan bisa terwujud. Ternyata susah juga ya menyembuhkan hati yang kecewa karena kegagalan program....
Kesalahan-kesalahan mungkin sudah dilakukan baik secara sengaja maupun tidak sengaja yang mengakibatkan terjadinya krisis ketidak percayaan pengurus daerah.
Evaluasi ini sangatlah penting untuk perkembangan dan kemajuan Srikandi Hanura DIY kedepan. Jika di lihat kebelakang, permaslahan dana warung Srikandi tahap 2 yang tidak kunjung turun membuat banyak pihak menilai ketidak jelasan program tersebut dari tingkat pusat ketingkat daerah.
Aku tidak mengetahui persis yang terjadi didaerah lain, bagaimana...
Karena pengalaman organisasi pengurus juga banyak yang minim membuat sedikit banyaknya proses tidak berjalan dengan baik.